Kamis, 13 Januari 2011

Ingin Kurangi Risiko Kanker Prostat? Jangan Berhenti Ngopi


REPUBLIKA, Sejauh ini banyak riset menunjukkan kopi lebih memiliki manfaat ketimbang mudharat. Sebuah studi yang baru saja dirilis bulan lalu di konferensi Riset Pencegahan Kanker di Garis Depan, Houston, Texas, menambah daftar tersebut.

Penelitian menyimpulkan bahwa para pria yang meminum kopi secara teratur memiliki tambahan manfaat yakni pengurangan mengembangkan kanker prostat ganas secara signifikan.

Studi yang dilakukan persiet dari Laboratorium Channing, di Harvard Medical School dan Harvard School of Public Health, didasarkan pada informasi dari Studi Lanjutan Profesional Kesehatan yang memasukan data kebiasaan minum kopi relawan sejumlah 50 ribu pria mulai dari 1986 hingga 2006.

Selama durasi tersebut, tercatat 4,975 pria mengalami kanker prostat di mana 846 kasus pada level mengancam hidup karena kanker yang diderita telah menyebar di luar kelenjar prostat dan tumbuh ganas. Kajian studi menyimpulkan ada hubungan jelas antara jumlah kopi yang dikonsumsi dan risiko kanker.

Ternyata para pria yang menenggak kopi dalam jumlah paling banyak (enam cangkir lebih per hari) mengalami kecenderungan 60 persen lebih rendah terpapar kanker prostat dan memiliki 19 persen risiko lebih rendah mengembangkan kanker prostat jenis apa pun ketimbang mereka yang tidak meminum kopi.

Beberapa laporan studi menyatakan manfaat terletak pada kadar kafein tinggi yang diasup pria peminum kopi tersebut. Secangkir kopi berisi 8 ons bubuk mengandung sekitar 85 mg kafein yang berarti tiga setengah kali lipat lebih banyak ketimbang teh atau cola atau coklat dengan ukuran sajian yang sama.

Namun, periset mengatakan fakta pengurangan risiko serupa terjadi pula pada mereka yang mengonsumi kopi yang dikurangi kadar kafeinnya. Mereka menyimpulkan bukan kafeinlah yang menjadi faktor utama melainkan pengaruh kopi terhadap tingkat hormon dan insulin sehingga memberi efek positif pada risiko kanker prostat.

"Kopi memiliki efek terhadap metabolisme insulin dan glukosa, begitu pula pada kadar hormon seks dalam tubuh, semua faktor tadi berperan memicu kanker prostat," ujar pemimpin penelitian, Kathryn M. Wilson, doktor dari Harvard School of Public Health.

Wilson mengatakan meski perlu penelitian lebih lanjut sebelum mengambil keputusan pasti, hasil penelitian itu cukup menginspirasi. "Masih sangat sedikit faktor gaya hidup yang secara konsisten dikaitkan dengan risiko kanker prostat terutama yang bertipe ganas," ujarnya.

"Meski masih terlalu awal untuk merekomendasikan peningkatan asupan kopi hanya berdasar studi ini, namun kajian kami menyarankan bahwa tak ada alasan untuk menghentikan kebiasaan minum kopi sebagai pengurangan risiko kanker prostat," ujarnya.

Dalam penelitian itu juga dipresentasikan efek aktivitas fisik terhadap pasien kanker prostat. Berdasar penelitian, pasien yang melakukan aktivitas keras seperti joging, bersepeda, berenang atau bermain tenis dengan rata-rata tiga jam lebih setiap pekan memiliki kemungkinan kematian 35 persen lebih rendah ketimbang mereka yang kurang berolahraga.